Tahun ini program Etos ID menjangkau 18 provinsi di 16 Perguruan Tinggi Negeri ternama Indonesia, yakni,  Universitas Syiah Kuala (Nanggroe Aceh Darussalam), Universitas Sumatera Utara (Sumatera Utara),  Universitas Andalas (Sumatera Barat),  Universitas Jambi (Jambi),  Universitas Lampung (Lampung), Universitas Mulawarman (Kalimantan Timur), Universitas Palangkaraya (Kalimantan Tengah), Universitas Lambung Mangkurat (Kalimantan Selatan), Universitas Mataram (Nusa Tenggara Barat), Universitas Halu Oleo (Sulawesi Tenggara), Universitas Hasanuddin (Sulawesi Selatan), Universitas Tadulako (Sulawesi Tengah), Universitas Sulawesi Barat (Sulawesi Barat), Universitas Pattimura (Maluku), IPB University (Jawa Barat) dan UIN Syarif Hidayatullah (Banten).

Para penerima manfaat Etos ID (etoser) mengikuti rangkaian pembinaan yang terintegrasi dan komprehensif dalam rangka menyiapkan SDM Strategis untuk Indonesia Berdaya. Etoser mengenyam pembinaan selama empat (4) tahun, dimulai dari orientasi yang dilakukan secara nasional dengan nama Compass Building Camp (CBC). Juga ragam pembinaan menarik lainnya yang bersifat kewilayahan, regional dan nasional. 

Guna memastikan calon SDM Strategis Daerah di kemudian hari memiliki potensi yang tersalurkan sesuai minatnya, maka Etos ID memberikan fasilitas berupa talents mapping. Tidak berhenti sampai di situ, etoser juga akan merasakan bimbingan pada karir mereka di masa depan, lewat Career Project yang berfokus pada pemetaan di tiga (3) ranah karir, yakni, akademisi, profesional dan entrepreneur. Setelah mengetahui potensi dan minat yang spesifik, nantinya para etoser diarahkan untuk bisa berkarir sesuai dengan potensi tersebut. Pastinya, bukan hanya untuk kepentingan pribadi, melainkan agar SDM Strategis Daerah bukan hanya retorika belaka, namun bisa tercipta dan memiliki daya tawar kuat dalam mencipta Indonesia berdaya.  

Langkah konkrit Etos ID dalam menyiapkan SDM Strategis Daerah dimulai dengan memupuk jiwa sosial dan kebermanfaatan yang tinggi sejak dini. Meski etoser adalah mereka yang berasal dari kelompok kurang secara finansial, lewat Social Project, etoser ditantang untuk memikirkan bagaimana kebermanfaatan yang mereka terima dari donatur tidak pernah berhenti hanya pada diri sendiri. Melainkan ada multiplier effect yang terus membesar agar visi besarnya terlaksana, yakni tercipta Indonesia berdaya.